Dalam Musyawarah Rakyat atau Musra Relawan, Presiden Joko Widodo memaparkan berbagai kriteria pemimpin ke depannya. Seperti memahami kondisi perekonomian global yang tidak menentu.
Menurut pengamat komunikasi politik, Emrus Sihombing, kriteria-kriteria tersebut sebenarnya bisa ditemukan pada diri Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. Menurutnya itu terbukti. Disaat ekonomi global tidak menentu. Dimana berani mengambil kebijakan dan menghadapi kepastian ekonomi global, menjadi unggulan dari kinerja Airlangga sejauh ini.
“Semua syarat yang dikatakan Presiden Jokowi ada di Airlangga Hartarto. Salah satu keberaniannya mengambil kebijakan ekonomi yang baik saat COVID-19 sehingga perekonomian terjaga dengan baik,” katanya, saat dihubungi, dikutip Rabu 17 Mei 2023.
Airlangga sejak 2019 dipercaya sebagai Menko Perekonomian. Dia juga turut bekerja dalam mengatasi persoalan ekonomi ditengah hantaman pandemi di Tanah Air sejak 2020 lalu. Sehingga kebijakan ekonomi itu bisa tumbuh signifikan pada 2021 dibawah koordinasi Airlangga. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada kuartal II 2021 mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,07 %. Sehingga menjadi yang tertinggi dalam 17 tahun terakhir.
Ekonomi Indonesia sejak pandemi COVID-19 juga tidak mengalami kelesuan seperti negara-negara lain. “Sebaliknya, secara makro pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat luar biasa,” ujarnya. Maka dari situ bisa terlihat, jelas dia, Airlangga berani menghadapi persaingan global. Dia juga saat ini mulai memaparkan pembangunan ekonomi ke depan di tengah bonus demografi.
Mengenai syarat yang dipaparkan Jokowi yakni dekat dengan rakyat, menurutnya itu bisa terlihat dari program-program Airlangga.
Menurutnya, pejabat yang dekat dengan rakyat juga bisa diasosiasikan kebijakannya yang memberi kesejahteraan pada rakyat. “Kebijakan programnya kinerjanya meningkatkan kesejahteraan dengan rakyat. itu yang diartikan dengan dengan rakyat, bukan diartikan dekat secara fisik,” ujarnya.
Beberapa kebijakan pro rakyat yang telah digelontorkan Airlangga Hartato sebagai Menko perekonomian, seperti Kartu Pra Kerja. Lalu ada juga Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dianggarkan hingga Rp 128 triliun lebih. Kepemimpinan Airlangga, juga menurut Emrus aealah yang kuat. Yakni mampu menjaga soliditas Partai Golkar, partai yang besar dan dengan dinamika yang tinggi. Terbukti, kata dia, tidak ada lagi persoalan internal yang terjadi di partai.
“Dia bisa merangkul faksi-faksi yang ada di DPR di Golkar, sehingga sekarang menyatu. Kalau dia Presiden, kepemimpinannya akan membuatnya mampu merangkul berbagai kekuatan politik yang ada di Indonesia” tegas Emrus.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyebut rakyat Indonesia saat ini butuh pemimpin yang tepat. Demikian disampaikan Jokowi saat berpidato di depan relawannya saat puncak Musra. Menurut dia, rakyat Indonesia tidak hanya membutuhkan pemimpin yang tepat nantinya yang akan meneruskan masa jabatannya sebagai Presiden RI.
Dia menyebut rakyat saat ini juga butuh pemimpin yang tahu kebutuhannya. Selain itu, ia bilang rakyat perlu pemimpin yang mau bekerja keras untuk rakyat.
“Rakyat kita butuh pemimpin yang tepat. Pemimpin yang dekat dengan rakyat. Pemimpin yang paham rakyat. Pemimpin yang tahu kebutuhan rakyat. Pemimpin yang mau bekerja keras untuk rakyat,” kata Jokowi di Istora Senayan, Jakarta Pusat. Pun, Jokowi menambahkan pemimpin RI nanti mesti paham dan tahu potensi kekuatan negara dan bangsa. Menurutnya, pemimpin RI nanti harus tahu cara memajukan bangsa ini.
“Mampu memanfaatkan peluang yang ada,” jelas eks Gubernur DKI Jakarta itu. Hasil Musra diketahui menyerahkan tiga nama bakal capres yaitu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. Selain nama bakal capres, Musra juga memunculkan beberapa nama bakal cawapres ke Jokowi. Meski telah diserahkan, Jokowi mengaku masih belum membuka berkas yang berisikan nama-nama capres dan cawapres.
Sumber : viva.co.id