Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Nurdin Halid menyampaikan bahwa Golkar mewacanakan membentuk poros tengah. Namun, itu semua tergantung situasi dan kondisi politik yang dinamis.
Nurdin mengatakan, kalau ada manuver-manuver dari salah satu partai Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), maka Golkar tidak mungkin. Kalau mendengar pernyataan dari Ketua Dewan Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), itu juga sudah mewacanakan untuk mendekat ke Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan.
“Dalam situasi seperti itu, Golkar sebagai partai besar, partai nomor dua di negeri ini, partai yang banyak pengalaman, tentu antisipatif ke depan terhadap situasi yang berkembang,” kata Nurdin dalam acara Embargo Talk bertema Menafsir Langkah Zig Zag Partai Golkar di Chanel Youtube Vibrasi_co pada Kamis (30/3/2023).
Nurdin menegaskan, politik itu sangat dinamis, karena muara politik itu adalah kepentingan. Mudah-mudahan kepentingannya untuk bangsa dan negara. Dalam kepentingan bangsa dan negara pasti ada kepentingan dari partai-partai di situ.
Ia mengatakan, kalau seandainya konsisten Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai KIB. Tapi PAN mendukung Ganjar dan Erick Thohir maka Golkar tidak mungkin tetap berada di situ. Karena calon Partai Golkar sudah pasti dan sudah ditetapkan yakni Airlangga Hartarto.
“Oleh karena itu kita mau wacanakan sekarang membentuk poros tengah, yaitu siapa? Bisa saja misalnya Golkar, Gerindra, PKB itu kan besar, apalagi PKB backgroundnya adalah NU,” ujar Nurdin.
Sebelumnya, Nurdin mengatakan bahwa Nasdem dengan partai Golkar punya hubungan kesejarahan. Surya Paloh sebelum mendirikan Nasdem pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Penasehat Partai Golkar. Kemudian, Surya Paloh mendirikan Nasdem.
Jadi Golkar dengan Nasdem punya hubungan kesejarahan. Oleh karena itu, ketika kemarin Nasdem menggelar buka puasa bersama, itu adalah hal yang sangat biasa bukan sebuah peristiwa politik yang bisa diterjemahkan bermacam-macam.
“Tapi sebetulnya di dalam politik itu komunikasi sangat penting, oleh karena itu ketika di sela-sela berbuka puasa ada pembicaraan-pembicaraan kalau depan ada letupan kecil tentang peristiwa politik, masa kini maupun masa datang, itu hal yang sangat biasa, saya kira tidak ada yang luar biasa ketika Airlangga mengeluarkan sebuah statement mengenai koalisi besar atau poros tengah,” jelas Nurdin.
Dalam acara Embargo Talk bertema Menafsir Langkah Zig Zag Partai Golkar, dihadiri Wahyu Muryadi sebagai Jurnalis Senior, Adi Prayitno sebagai Direktur Eksekutif Parameter Politik, Riant Nugroho sebagai Ketua Masyarakat Kebijakan Publik Indonesia, dan Rijanto Witjaksono selaku Pemred Vibrasi.co.
Sumber : okezone.com