Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sempat mengaku bernostalgia dengan Ketum Partai NasDem Surya Paloh. Merespons hal itu, PPP dan PAN, sebagai partai yang tergabung di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), tidak gusar.
Untuk diketahui, Airlangga menyampaikan soal nostalgia itu saat menghadiri undangan buka puasa bersama (Bukber) di NasDem Tower. Acara tersebut dihadiri pula oleh Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 yang juga mantan Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla (JK).
“Tentu banyak hal yang kita bicarakan, tadi juga hadir Pak Yusuf wakil presiden ke-10 dan ke-12 yang juga Ketua Umum Partai Golkar dan pada waktu itu dewannya adalah Pak Surya Paloh, jadi kita mengingat masa-masa indah dan kita tentu ke depan berharap hubungan Partai Nasdem dan Partai Golkar selalu terjalin,” ujar Airlangga selepas menghadiri buka puasa bersama (bukber) di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Sabtu (25/3).
Dari pertemuan itu, dia berharap hubungan antar NasDem dan Golkar terus terjalin. Dia menuturkan antar kedua partai itu sudah tidak memiliki sekat
“Ini salah satu bentuk keterbukaan dan juga kehangatan Pak Surya dengan Ketua Umum Partai Golkar dan antara kami tidak merasa ada sekat walaupun partainya sudah berbeda tetapi persahabatan terus berjalan,” ucapnya.
PPP Anggap Bukan Isyarat Gabung Koalisi
PPP lantas menanggapi pernyataan Airlangga Hartarto. PPP menganggap pertemuan nostalgia Airlangga dan Paloh itu tidak mengisyaratkan Golkar akan bergabung ke Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
Ketua DPP PPP Achmad Baidowi atau Awiek menganggap kehadiran Airlangga itu untuk memenuhi undangan dari Paloh. Dia menyebut perwakilan PPP juga hadir di acara itu yakni Waketum PPP Rusli Effendi.
“Ya memang Pak Airlangga bernostalgia dengan Pak Surya Paloh sesama di Golkar dulu. Kemarin soal forum buka puasa bersama ya namanya undangan dari NasDem ya dihadiri. PPP juga diundang tapi yang hadir Waketum Rusli Effendi,” kata Awiek kepada wartawan, Minggu (26/3/2023).
Menurut Awiek kehadiran petinggi Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) di acara itu sekadar menghormati undangan sebagai sesama parpol. “Kan sama aja sebenarnya. Ini kan dalam rangka menghormati undangan kolega sesama partai politik,” ujarnya.
Saat ditanya apakah pertemuan itu juga membicarakan peluang gabung koalisi, Awiek tak yakin. Dia menilai pembicaraan elite parpol dalam pertemuan itu jauh dari urusan pertimbangan gabung koalisi.
“Sepertinya jauh itu kalau dengan itu (soal wacana gabung koalisi), hanya ajang buka puasa bersama kan tidak bisa langsung dimaknai sebagai koalisi,” ujar Awiek.
Awiek menekankan saat ini Golkar, PPP, dan PAN yang menginisiasi KIB masih solid. Dia menegaskan kehadiran Airlangga dan Rusli ke acara Koalisi Perubahan bukan serta-merta mengisyaratkan keinginan bergabung.
“KIB masih solid. Ya kalau kita kan membuka ruang kepada partai-partai yang mau bergabung. Bukan berarti kita ke sana, KIB mau bergabung ke Perubahan, tidak,” lanjut Awiek.
PAN Yakin Airlangga Tak Tinggalkan KIB
Tak cuma PPP, Partai Amanat Nasional (PAN) juga meyakini Golkar tak akan meninggalkan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) usai pertemuan nostalgia Airlangga dan Paloh itu. Wakil Ketua Umum (Waketum) PAN Viva Yoga Mauladi meyakini kehadiran Airlangga di acara itu karena hanya sebatas memenuhi undangan Paloh.
“Saya meyakini bahwa Pak Airlangga hadir ke bukber karena undangan dari Pak Surya Paloh. Selain bukber juga acara pelepas rindu karena Pak SP dulu kan kader Golkar, lalu mendirikan NasDem,” kata Viva secara terpisah.
Viva pun menilai Golkar tidak mungkin meninggalkan KIB. Dia mengungkit perjanjian koalisi yang telah diteken oleh Golkar bersama PAN dan PPP dalam membentuk KIB.
“Jika Golkar meninggalkan KIB, rasanya tak mungkin. Karena antara Golkar, PAN, dan PPP telah terikat janji suci di KIB. Ada ikatan cinta segitiga yang tidak lepas oleh topan dan badai,” lanjut dia.
Sumber : detik.com