Masyarakat menginginkan presiden Indonesia mendatang memiiki inovasi kebijakan. Karakter pemimpin yang diinginkan adalah mampu mengatasi keadaan ekonomi global yang penuh ketidakpastian pascapandemi Covid-19.
Hal ini tercermin dari hasil survei jajak pendapat yang dilakukan Jaringan Jurnalis Indonesia (JJI). Koordinator JJI Agusta Irawan mengatakan, Pilpres 2024 diharapkan menjadi pemilu yang menarik dan penuh pertarungan gagasan serta ide, tanpa membawa politik identitas dan hoaks.
Oleh karena itu JJI melakukan jajak pendapat untuk mengukur kecenderungan masyarakat dalam memilih parpol dan tokoh bakal capres pada Pemilu 2024. Survei dilakukan terhadap warga negara Indonesia (WNI) berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.
Jajak pendapat dilakukan melalui wawancara tatap muka pada 12 sampai 25 Februari 2023 terhadap 2.080 responden yang tersebar di 34 provinsi. Metode yang digunakan multistage random sampling dengan tingkat toleransi atau batas kesalahan survei sekitar 2,15% pada tingkat kepercayaan 95%.
Agusta Irawan menyebutkan, dari hasil jajak pendapat terungkap jika karakter pemimpin yang diinginkan dan dibutuhkan masyarakat di era mendatang bagi Indonesia adalah terkait keadaan ekonomi global yang penuh ketidakpastian pascapandemi Covid 19.
Hasil survei, sebanyak 89,2% respoden menginginkan innovative leader, yaitu presiden memiiki inovasi kebijakan yang akan memperbaiki kualitas hidup banyak orang. Lalu, sebanyak 88,9% responden ingin dan berharap presiden pada 2024 memiliki kemampuan membuat perubahan.
“Kompetensi tersebut diikuti oleh jejak kemampuan memimpin saat situasi kritis dan membuat kebijakan yang inovatif seperti pada saat adanya pandemi Covid-19 yang berpengaruh terhadap perekonomian dan pendapatan masayarakat,” ungkap, Sabtu (4/3/2023).
Selanjutnya, 73,6% responden menginginkan presiden yang memiliki kemampuan membuat kebijakan populis dan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, seperti program prakerja, bantuan UMKM dan pelatihan digital teknologi, serta menggerakkan birokrasi sama-sama.
Terdapat tiga karakter utama yang diinginkan masyarakat terhadap tokoh sebagai presiden yang akan meneruskan Jokowi, yakni peduli pada rakyat, jujur, bisa dipercaya dan bersih dari korupsi, serta berpengalaman.
Sebanyak 89,2% masyarakat menginginkan calon presiden dan wakil presiden yang perhatian pada rakyat. Lalu, 82,8% masyarakat menginginkan pemimpin yang memiliki karakter jujur, bisa dipercaya dan bersih dari korupsi.
Sementara 89,7% menilai calon presiden dan wakil presiden harus merupakan sosok yang berpengalaman. Terkait preferensi publik terhadap tingkat elektabilitas yang dimiliki oleh para tokoh yang digadang-gadang sebagai kandidat Capres 2024, hasil survei masih didominasi oleh lima nama, yakni Airlangga Hartarto, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Puan Maharani. “Dalam survei ini nama Airlangga Hartarto menempati urutan pertama dalam tingkat elektabilitas tokoh-tokoh kandidat capres jika pilpres digelar saat ini.
Tingkat elektabilitas Ketua Umum Golkar itu sebesar 24,1%. Di urutan kedua ada Prabowo Subianto yang mencatatkan tingkat elektabilitas sebesar 18,1%,” tuturnya. Sementara, Ganjar Pranowo berada urutan ketiga dengan tingkat elektabilitas 12,6% Anies Baswedan di urutan keempat dengan tingkat elektabilitas 8,2%, serta diurutan kelima Puan Maharani dengan tingkat elektabilitas 6,4%. Kemudian secara berurutan ada nama Andika Perkasa (5,3%) , Agus Harimurti Yudhoyono (3,2%), Muhaimin Iskandar (2,7%) dan tokoh lainnya 7,2%.
Sedangkan yang tidak memilih sebanyak 12,2%. Airlangga masuk sebagai katagori tokoh yang diinginkan oleh mayoritas responden sebagai presiden lantaran dinilai mampu menghadapi krisis, seperti ancaman krisis perekonomian saat adanya pandemi Covid-19, serta memiliki program populis yang nyata dirasakan oleh rakyat. Seperti saat Airlangga diberi tugas oleh Pesiden Jokowi dalam menanggulangi Covid-19 dan memulihkan ekonomi, ada program Prakerja, Bansos, dan bantuan UMKM. Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Surokim mengatakan, unggulnya Airlangga Hartarto sebagai Capres 2024 hasil survei JJI merupakan bentuk keinginan masyarakat untuk perubahan dan melanjutkan program Jokowi.
Menurut Surokim, saat ini masyarakat di Jawa tidak lagi melihat sosok capres dari suku, tetapi lebih pada kerja nyata. “Masyarakat di Jawa tidak lagi melihat sosok calon pemimpin dari suku, tetapi melihat dari kinerjanya yang nyata seperti yang dilakukan Airlangga sebagai Menko Perekonomian, ” ujarnya.
Dia melihat Airlangga bisa membawa perekonomian Indonesia jauh lebih baik, sehingga berpeluang untuk melanjutkan program Jokowi jika menjadi presiden. Dia juga mengatakan unggulnya Airlangga menjadi momen bagi Golkar untuk lebih semangat lagi dalam memenangkan ketua umumnya itu sebagai Presiden di 2024.
Sumber : sindonews.com