Menko Airlangga: Program Kartu Prakerja Tingkatkan Daya Saing Angkatan Kerja

Program Kartu Prakerja Gelombang 48 dibuka akan dibuka Jumat 17 Februari jam 19.00 WIB. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menegaskan semua orang yang memenuhi kriteria dipersilakan mendaftar melalui website www.prakerja.go,id.

Airlangga mengatakan, program Kartu Prakerja bertujuan untuk mengembangkan kompetensi angkatan kerja, meningkatkan produktivitas dan daya saing angkatan kerja, serta mengembangkan kewirausahaan.

Airlangga menguraikan, program Kartu Prakerja merupakan misi kemanusiaan dengan pemberdayaan yang melibatkan pendidikan, ketenagakerjaan, dan kewirausahaan.

“Program ini lebih dari sekadar kebijakan, pendanaan atau teknologi. Dibutuhkan perubahan radikal dalam institusi dan budaya, serta di pemerintahan, perusahaan dan individu,” kata Airlangga dikutip di Jakarta, Selasa (21/2).

Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core), Piter Abdullah menuturkan, program Kartu Prakerja yang dijalankan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mampu meningkatkan keahlian pekerja. Hal tersebut dibuktikan dari survei yang telah dilakukan.

“Tujuan pertama dari program Kartu Prakerja adalah meningkatkan keahlian, dari survei yang dilakukan oleh Kartu Prakerja sudah ada kenaikan keahlian,” tutur Piter.

Namun Piter menambahkan, perlu ada survei lanjutan untuk menyimpulkan hal tersebut. Dia juga menuturkan, kesuksesan Kartu Prakerja dalam meningkatkan keahlian tidak serta merta dapat mengurangi pengangguran.

“Peningkatan keahlian belum otomatis mengurangi pengangguran. Ada faktor lain yang juga berperan, yaitu kondisi perekonomian,” imbuh Piter.

Ketika ditanya, apakah Kartu Prakerja telah berhasil meningkatkan kualitas SDM, Piter menegaskan, tujuan peningkatan keahlian pekerja tidak sama dengan meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Menurutnya, kedua hal tersebut merupakan hal yang berbeda.

“Tujuan Kartu Prakerja hanya untuk pekerja, SDM Indonesia tidak hanya pekerja. Meningkatkan kualitas SDM Indonesia tidak cukup dengan Kartu Prakerja, tapi melalui semua upaya lain; utamanya sistem pendidikan formal dan non formal yg ada di Kemendikbud,” tutupnya.

Sebelumnya, Direktur UNESCO Institute for Lifelong Learning, David Atchoarena, menilai, Kartu Prakerja sebagai game changer, atau pembawa perubahan besar, dalam upaya meningkatkan pembelajaran bagi orang dewasa di luar pendidikan formal.

“Ini sekaligus membangun jembatan antara pendidikan formal dan informal. Teknologi menjadi ‘game changer’ terutama dalam memberikan tempat bagi platform digital untuk pengembangan keterampilan angkatan kerja (upskilling dan reskilling),” kata David.

Sumber : kabargolkar.com