Airlangga Hartarto Bertemu Jokowi 3,5 Jam di Istana

Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) sekitar 3,5 jam di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (26/7).
Ia datang sekitar pukul 13.30 WIB. Mobil Airlangga tak mengenakan plat nomor RI 15 seperti biasa. Ia mengenakan plat Jakarta dengan empat digit angka dan tiga huruf di belakang.

Dia langsung masuk ke istana karena akan ada rapat terbatas (ratas) pagu anggaran penerimaan dan belanja negara (APBN) 2024.

Sejumlah menteri juga hadir saat itu. Beberapa di antaranya Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menko PMK Muhadjir Effendy, Mendikbudristek Nadiem Makarim, dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Meski begitu, Airlangga tak tampak keluar saat menteri lainnya meninggalkan istana. Syahrul menjadi menteri terakhir yang keluar istana sebelum Airlangga.

Sekitar 15.18 WIB, tak ada lagi menteri yang menghadap Jokowi selain Airlangga. Pada rentang waktu itu, anggota Komisi III Fraksi PDIP DPR RI Johan Budi Sapto Pribowo masuk ke istana.

Usai pertemuan 50 menit dengan Jokowi, Johan Budi keluar. Ia mengaku tak bertemu Airlangga di dalam istana.

Airlangga baru keluar istana sekitar pukul 16.53 WIB. Ia mengaku membahas urusan perekonomian negara dengan Jokowi dalam pertemuan 3,5 jam itu.

“Kita sudah terima surat dari OECD yang menyambut baik Indonesia menjadi negara Asia Tenggara pertama yang masuk dan itu sudah diinformasikan kepada seluruh anggota OECD dan akan dibuat roadmap untuk menjadi member,” kata Airlangga di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu.

Airlangga tak menjawab saat ditanya apakah membahas politik dengan Jokowi. Ia juga bungkam saat ditanya kabar Golkar berencana mendukung Anies Baswedan.

Ia hanya menjawab singkat soal kondisi Partai Golkar. Menurut Airlangga, Golkar baik-baik saja.

“Aman terkendali,” ucap Airlangga dari dalam mobilnya.

Saat ini Airlangga tengah diterpa isu kasus hukum dan pergolakan internal Golkar. Airlangga diperiksa Kejaksaan Agung sebagai saksi dugaan korupsi ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan turunannya.

Di Partai Golkar, ia diterpa isu munaslub. Dewan Pakar Partai Golkar mengusulkan pergantian ketua umum karena menilai Airlangga tak mampu menaikkan elektabilitas.

Sejumlah nama dimunculkan untuk mengganti Airlangga. Beberapa nama yang sudah muncul adalah Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, serta Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.

Sumber : cnnindonesia.com