Airlangga Dinilai Punya Gaya Berpolitik Inklusif, Bangun Komunikasi Politik Terbuka di Pilpres

Gaya komunikasi Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang santun dan solutif dinilai menjadi simbol kekuatan dirinya dalam membangun hubungan baik dengan berbagai kalangan. Gaya komunikasi ini telah dilakukan sejak awal, dan telah membuat Partai Golkar mampu merangkai kekuatan alternatif dalam konstalasi jelang koalisi Pilpres 2024.

Hal tersebut disampaikan oleh Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul, M Jamiluddin Ritonga yang menilai gaya komunikasi yang ditampilkan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang juga Menteri Koordinator Perekonomian itu luwes, dapat masuk ke semua kelompok. Sehingga, tidak mengherankan bila Airlangga Hartarto bisa diterima semua kalangan, khususnya elit partai politik maupun masyarakat sipil.

“Kekuatan Pak Airlangga jauh sejak awal adalah membangun komunikasi dengan semua elemen, baik dengan partai politik yang sudah memiliki koalisi antar partai maupun yang belum, serta kalangan masyarakat sipil, juga kalangan pengusaha. Komunikasi dibangun secara setara, terbuka, luwes namun solutif,” kata M Jamiluddin Ritonga, Selasa (13/6/2023).

Jamiluddin mengatakan bahwa rencana pertemuan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto juga merupakan pertemuan politik yang strategis antara dua partai besar dalam politik Indonesia hari ini.

PDIP yang masih didukung partai relatif kecil, seperti PPP, Hanura, dan Perindo, tentu melihat Partai Golkar sebagai potensi mitra koalisi yang penting mengingat Partai Golkar adalah partai pemenang kedua terbanyak dalam Pemilu 2019.

Pada saat yang sama Airlangga juga membawa Golkar sejak awal berkomunikasi secara baik dan potensial dengan partai-partai lainnya seperti PAN, PPP, Gerindra, PKB, Nasdem, dan Demokrat, bahkan PKS.

Gaya Politik Inklusif dan Cerdas

Sementara itu pengamat politik ARSC Husaini Dani mengatakan Airlangga Hartarto memiliki modal utama dalam memimpin Indonesia, yakni gaya berpolitik yang inklusif dan cerdas, mampu memberikan solusi terhadap berbagai political deadlock.

Menurut alumni Ilmu Politik Universitas Syah Kuala, Banda Aceh ini, hal tersebut menjadi kekuatan Airlangga baik sebagai pemimpin politik maupun pemimpin pemerintahan.

Hal ini tentunya menjadi modal Airlangga sebagai calon pemimpin nasional yang sangat potensial menggantikan kepemimpinan Presiden Jokowi.

Menurut Dani, ketenangan dan kapasitas yang kuat di bidang politik dan sosial ekonomi dibutuhkan Indonesia paska Jokowi dalam menghadapi berbagai ketidakpastian politik dan ekonomi dunia.

“Modal utama Pak Airlangga saya perhatikan adalah ketenangan dan kerendahhatian dirinya, adaptif serta kecerdasan dan fokus bekerja terkait stabilitas politik dan pemulihan sosial ekonomi. Airlangga ini juga punya inklusifitas dalam membangun komunikasi kepada semua elemen, karena sejak awal memposisikan diri dan Golkar berada di tengah, memberikan solusi atas tarik-menarik berbagai ekstrim” tutupnya.

Sumber : liputan6.com