Masyarakat Anggap Airlangga Hartarto Jadi Simbol Pemersatu Bangsa

Kinerja positif bidang ekonomi Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin membuat elektabilitas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto terus naik menjelang Pemilu 2024.

Ketua Umum Partai Golkar itu juga dianggap simbol persatuan, sehingga tepat meneruskan estafet kepemimpinan Indonesia. Hal itu tergambar dari hasil survei tentang preferensi publik terhadap dinamika politik nasional jelang Pemilu 2024 yang dilakukan lembaga survei Timur Barat Research Center (TBRC).Survei TBRS yang dilakukan periode 7-21 Maret 2023 digelar di 33 provinsi dengan melibatkan 2.280 responden yang memiliki hak pilih atau sudah berusia 17 tahun.

Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95% dengan margin of error kurang lebih 2,01%. Direktur Eksekutif Survei TBRC Chaerudin Affan mengatakan, nilai kepuasan responden terhadap Pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin di bidang ekonomi mencapai 83,7% pascapandemi Covid-19. Disusul bidang sosial 79,7%; bidang politik dan keamanan 77,6%, serta bidang hukum mencapai 63,2%.

Hasil survei juga menunjukkan faktor-faktor yang menjadi keinginan dan pertimbangan publik dalam memilih sosok capres untuk memimpin Indonesia periode 2024-2029. Sebanyak 70,9% menyatakan faktor yang paling dipertimbangkan dan diiinginkan adalah kemampuan tokoh.

Bakal presiden penganti Jokowi harus mampu dan teruji dalam mengatasi masalah-masalah perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Faktor kedua yang menjadi pertimbangan publik adalah rekam jejak dan prestasi sang capres yang diinginkan 18,2% responden.

Kemudian sebanyak 10,9% responden menyatakan faktor-faktor primordial, seperti agama dan latar belakang suku bangsa. Terkait perilaku sosiologis kultural, hasil survei ditemukan mayoritas atau 89,7% responden lebih memilih capres yang mengusung nilai toleransi, dan enggan memilih capres yang memainkan politik identitas.

Lalu sebanyak 4,7% responden memilih capres yang membawa tema politik identitas dan sebanyak 5,6% tidak menjawab. “Berkorelasi secara politik, perilaku sosiologis kultural akhirnya berkorelasi pada perilaku pemilih ketika di dalam urusan pemilihan politik,” kata Chaerudin Affan dalam keterangannya, Senin (27/3/2023).

Dalam survei, TBRC memasukkan lima tokoh yang punya kans besar untuk maju sebagai capres yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Koalisi Indonesia Bersatu (Golkar-PAN-PPP), Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (Gerindra-PKB) dan Koalisi Perubahan (Nasdem-PKS-Demokrat).

Mayoritas responden dalam survei ini memilih tokoh yang selama ini dikesankan mengusung nilai inklusif. Hasilnya, Airlangga Hartarto menempati posisi pertama dengan tingkat keterpilihan sebesar 34,6%. Disusul Prabowo Subianto 28,2%; Anies Baswedan 7,6%; Ganjar Pranowo 7,2%; dan Puan Maharani 6,8%, serta tidak memilih sebanyak 15,6%.

Airlangga unggul dalam kategori atribusi kepemimpinan sebagai sosok yang mampu mengelola perekonomian nasional yang berdampak pada peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat sebesar 89,3%; menjaga toleransi 88,7%; dan mendorong solidaritas sosial 87,8%. Sementara Prabowo unggul dalam atribusi menjaga stabilitas keamanan 67,2%, dan menguasai persoalan politik luar negeri 49,2%.

Sumber : kabargolkar.com