Pengamat politik dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof Karim Suryadi mendorong Partai Golkar untuk mengusung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebagai cawapres.
Permintaan itu dilatarbelakangi oleh hasil survei Litbang Kompas yang menempatkan Ridwan Kamil sebagai capres alternatif terpopuler.
“Ketika capres dibagi tiga besar maka sisanya menjadi alternatif dan RK sebagai penghuni ke-empat seperti naik kelas,” kata Prof Karim Suryadi ketika dihubungi wartawan di Bandung, Rabu (22/2/2023).
Dalam survei Litbang Kompas yang bertajuk Survei Kepemimpinan Nasional (SKN), Ridwan Kamil menempati posisi capres alternatif terpopuler hasil survei Januari 2023 meninggalkan Sandiaga Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Menurut Karim, hasil survei tersebut tidak aneh karena posisi Ridwan Kamil selama ini selalu berada di nomor empat urutan capres pada Pemilu 2024 setelah Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.
Ia menilai munculnya wacana capres alternatif ini karena bakal capres yang menempati posisi tiga besar sedabg dilanda urusan kesepakatan koalisi.
Menurutnya, seluruh kubu koalisi seakan-akan tersandera oleh kepentingan masing-masing partai politik anggota koalisi.
“Anies Baswedan yang paling maju pun nasib koalisinya begitu-begitu saja. Apalagi Prabowo dan Ganjar,” lanjutnya.
Hasil survei dan potensi elektabilitas Ridwan Kamil dinilai bisa menjadi bahan pertimbangan bagi Partai Golkar yang kini menjadi rumah politiknya.
“Hasil survei ini mengirim pesan terang-benderang kepada Partai Golkar. Ridwan Kamil dengan elektabilitasnya yang cukup tinggi mau diolah seperti apa,” ujarnya.
Menurut Karim dengan potensi elektabilitas yang ada, sangat realistis jika Partai Golkar mendorong Ridwan Kamil sebagai cawapres.
Hal ini juga terkait dengan pilihan politik PDIP yang potensial tidak akan mematuhi hasil survei.
“Hasil survei adalah rekam jejak kinerja kandidat di benak publik,” katanya.
Karim menilai hasil survei terkait Ridwan Kamil saat ini tidak bisa dilepaskan dari keputusan Partai Golkar, terlebih partai tersebut sudah menetapkan Airlangga Hartato sebagai calon presiden.
“Bola di tangan petingggi Partai Golkar, RK akan cukup tahu diri membaca realitas politik yang ada,” ujarnya.
Sebelumnya, Survei Litbang Kompas bertajuk Survei Kepemimpinan Nasional (SKN) juga mencatat Ridwan Kamil dinilai mampu mendongkrak popularitas Partai Golkar setelah memutuskan bergabung.
Pemilih Ridwan Kamil yang memilih Golkar naik dari 8,7 persen menjadi 13,7 persen, kemudian pemilih Goljar yang memilih RIdwan Kamil naik jadi 13.1 persen dari 9,5 persen.
Kompas menyebut keputusan RIdwan Kamil masuk partai sama-sama menguntungkan Gubernur Jawa Barat tersebut dan juga Partai Golkar.
Berikut elektabilitas figur capres alternatif berdasarkan survei Litbang Kompas Kompas yakni Ridwan Kamil: 22,7 persen, Sandiaga Uno: 7,3 persen, AHY: 5,8 persen, Erick Thohir: 4,5 persen, Tri Rismaharini: 4,3 persen, Andika Perkasa: 2,3 persen, Puan Maharani: 1,5 persen, Airlangga Hartarto: 0,8 persen, Mahfud MD: 0,7 persen dan Hary Tanoesoedibyo: 0,5 persen.
Sumber : suara.com