Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bidang Kebijakan Publik, Idrus Marham menegaskan serangan rasis dan diskriminatif yang menimpa Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia belakangan ini, sudah mencederai nilai-nilai Sumpah Pemuda.
Menurut Idrus, tindakan tersebut bukan lagi persoalan pribadi, melainkan penghinaan terhadap nilai-nilai moral, keagamaan, dan kemanusiaan yang menjadi dasar kehidupan berbangsa.
“Ini bukan lagi kritikan, tapi sudah rasis dan diskriminasi, bahkan sudah penghinaan. Karena itu, ini bukan lagi persoalan pribadi. Ini sudah menyangkut masalah moral keagamaan, etika kemanusiaan, akal sehat pemikiran, dan martabat manusia,” ujar Idrus di kawasan Taman Amir Hamzah, Menteng, Jakarta, Senin (27/10/2025).
Idrus mengatakan, tindakan-tindakan rasis dan diskriminasi tersebut berpotensi mengganggu kesatuan dan persatuan bangsa. Tak hanya itu, kata dia, tindakan tersebut bisa merusak solidaritas sosial dan keharmonisan hidup berbangsa.
“Kalau ini tidak dihentikan, maka cara-cara seperti itu akan mengganggu nilai-nilai Sumpah Pemuda, terutama semangat persatuan, solidaritas sosial, dan keharmonisan masyarakat kita,” tandas Idrus.
Menurut Idrus, momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober harus menjadi panduan bersama untuk mencegah tindakan-tindakan rasis dan diskriminasi. Pasalnya, Sumpah Pemuda meneguhkan semangat persatuan tanpa sekat suku, agama, atau asal-usul.
Idrus juga menegaskan, ujaran kebencian berbasis ras dan daerah merupakan paradoks dalam demokrasi modern yang seharusnya dibangun atas dasar ide, bukan identitas, bukan rasis dan diskriminatif.
Menurut dia, demokrasi semestinya dilandasi gagasan dan kualitas, bukan pendekatan yang sangat primordialistik dan sangat rasial.
“Jangan bersembunyi di balik balai rasialisme untuk mendiskreditkan orang. Itu bertentangan dengan prinsip keadilan dan persaudaraan kebangsaan. Pengaturan demokrasi itu mestinya persaingan kualitatif, mengedepankan ide, gagasan, dan konsep. Tapi justru ada pihak yang membully dengan pendekatan rasial. Ini kemunduran,” jelas dia.
Sekretaris Bidang Sekretariat Badan Saksi Nasional Partai Golkar (BSNPG), Azhar Adam, menambahkan bahwa kritik harus dibedakan dari penghinaan.
“Kritik adalah tanda sehatnya demokrasi. Tapi ketika kritik berubah menjadi cemoohan rasial, itu bukan lagi ekspresi intelektual, itu pelecehan terhadap akal sehat dan semangat Sumpah Pemuda,” pungkas Azhar.
Di tengah serangan personal bernada rasial, Bahlil Lahadalia memilih tetap fokus menjalankan amanahnya sebagai Menteri ESDM. Dalam berbagai forum, Bahlil menegaskan pentingnya hilirisasi pertambangan yang berkeadilan bagi daerah penghasil dan masyarakat lokal.
“Hilirisasi ke depan itu harus berkeadilan bagi daerah-daerah, UMKM, dan masyarakat lokal. Mereka harus jadi tuan di negeri sendiri. Tidak boleh kue ekonomi hanya dinikmati di Jakarta atau dibawa ke investor asing,” ujar Bahlil dalam Jakarta Geopolitical Forum (JGF) 2025.
Data Kementerian ESDM mencatat, program hilirisasi selama dua tahun terakhir telah menciptakan 276.000 lapangan kerja baru dan meningkatkan nilai tambah ekspor hingga 38 persen. Selain itu, lifting minyak nasional meningkat dari 580.000 barel per hari pada 2023 menjadi 619.000 barel per hari di 2025, melampaui target APBN sebesar 605.000 barel.
Kinerja positif sektor ESDM juga tercermin dari penerimaan negara dan investasi yang terus meningkat. Hingga semester I-2025, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor energi telah mencapai Rp183,3 triliun atau 71,99 persen dari target tahunan, dengan kontribusi terbesar berasal dari minerba Rp100,2 triliun dan migas Rp73,3 triliun.
Realisasi investasi sektor ESDM hingga Agustus 2025 mencapai US$17,20 miliar, naik 8,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Subsektor migas mendominasi dengan US$10,22 miliar, disusul minerba US$3,8 miliar.
Sumber: investor.id