Cristiany Eugenia Paruntu Apresiasi Kemenangan Indonesia atas Uni Eropa di WTO: Momentum Perkuat Diplomasi Sawit

Anggota Komisi VI DPR RI, Cristiany Eugenia Paruntu, menyambut positif kemenangan Indonesia dalam sengketa perdagangan internasional melawan Uni Eropa (UE) terkait bea imbalan biodiesel berbasis sawit di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Dalam perkara DS618, Panel WTO resmi menolak tuduhan UE dan menegaskan bahwa kebijakan ekspor Indonesia tidak dapat dikategorikan sebagai subsidi yang melanggar aturan internasional.

“Kemenangan ini bukan hanya soal melindungi industri biodiesel, tetapi juga membuktikan bahwa Indonesia mampu menegakkan perdagangan berbasis aturan. Kita berhasil melawan perlakuan diskriminatif yang selama ini merugikan kepentingan nasional,” tegas Cristiany, Selasa (26/8).

Cristiany menilai, putusan WTO tersebut sekaligus menjadi tamparan balik terhadap kampanye negatif yang selama ini diarahkan pada sawit Indonesia di Eropa. Menurutnya, sawit adalah komoditas strategis yang telah menyerap jutaan tenaga kerja dan menyumbang devisa besar bagi negara.

“Selama ini sawit kita terus ditekan dengan stigma buruk. Padahal, produk sawit Indonesia adalah tulang punggung perekonomian nasional. Dengan putusan WTO ini, posisi Indonesia semakin kuat di pasar global,” jelas legislator asal Sulawesi Utara itu.

Namun demikian, Cristiany mengingatkan pemerintah dan pelaku industri agar tidak terlena. Ia menilai, Uni Eropa kemungkinan akan mencari instrumen lain untuk membatasi masuknya produk sawit, misalnya melalui kebijakan deforestasi dan mekanisme penyesuaian karbon.

“Pemerintah harus tetap waspada. Jangan sampai kemenangan ini hanya jadi euforia sesaat. Kita harus menyiapkan strategi lanjutan, memperkuat diplomasi perdagangan, sekaligus meningkatkan standar keberlanjutan agar produk sawit kita tetap diterima di pasar global,” imbuhnya.

Cristiany juga mendorong agar momentum ini dijadikan bahan bakar untuk diversifikasi pasar ekspor. Menurutnya, ketergantungan berlebih pada pasar Eropa harus dikurangi dengan memperluas penetrasi ke Asia, Afrika, hingga Amerika Latin.

“Kemenangan ini adalah bukti nyata bahwa Indonesia mampu bersaing adil. Ke depan, mari kita jadikan sawit sebagai simbol kedaulatan ekonomi sekaligus instrumen diplomasi yang menguntungkan rakyat,” pungkas Cristiany.

Sumber: kabargolkar.com