Melalui Musyawarah Nasional (Munas) XI Partai Golkar, Bahlil Lahadalia resmi ditetapkan sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar. Bahlil menggantikan Airlangga Hartarto yang mengundurkan diri pada 10 Agustus yang lalu.
Jalan mulus Menteri ESDM menuju kursi Golkar 1 ini selain mendapat dukungan 38 Dewan Pimpinan Daerah (DPD-1), Ormas, Hasta karya, sayap partai, Dewan (pakar, pembina, pakar, penasihat, etik) juga karena dia adalah calon tunggal Ketua Umum DPP Partai Golkar.
Adapun calon kontestan lain tidak memenuhi syarat. “Berdasarkan hasil verifikasi berkas dan persyaratan bakal calon, komite pemilihan menyatakan, berkas pendaftaran bakal calon atas nama Ridwan Hisjam dinyatakan tidak memenuhi persyaratan sebagai calon ketua umum partai Golkar pada Munas XI partai Golkar tahun 2024,” kata Ketua Steering Committee Rapimnas dan Munas Golkar, Adies Kadir di DPP Golkar, Jakarta Barat, Senin (19/8/2024) petang.
Idrus Marham, senior politisi Partai Golkar mengatakan “Dukungan ke Bahlil tidak hanya 30 persen tapi hampir 100 persen,” Ungkap eks Sekjen Partai Golkar ini.
Idrus menilai, posisi Ketum di Partai Golkar perlu diisi dengan cepat mengingat agenda Pilkada serentak 2024 sudah di depan mata.
“Yang bisa menandatangani rekomendasi pilkada adalah Ketua Umum definitif, maka pergantian ketum golkar harus dilakukan sesegera mungkin pasca mundurnya Airlangga Hartarto,” jelasnya.
Dengan keputusan Munas XI Golkar, Bahlil Lahadalia sah menahkodai Partai Golkar untuk masa bakti 2024-2029 secara aklamasi.
Semoga dalam kepemimpinannya, Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, mampu membawa Golkar lebih akseleratif dan mampu menjadi partai pemenang di Pemilu 2029.
Sumber: kabargolkar.com